Segala sesuatu akan memiliki dua sisi yang berbeda. Sisi dalam hal ini adalah dampak dari suatu hal. dimana segala sesuatu memilki dua dampak yang sangat berbeda, dan berlawanan. Begitu pula dengan teknologi komunikasi; teknologi komunikasi, secara garis besar memiliki dua dampak yang sangat berlawanan, yakni dampak positif, dan dampak negatf.
Namun dalam beberapa sumber, teknologi memberikan dampak secara spesifik, dalam segala bidang hidup manusia, dari gaya hidup, sikap, nilai dan norma. Berikut beberapa dampak dari teknologi menurut sumber yang ada.
1. Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar  artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi  lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004).
2. Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah  laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang  terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).
3. Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan  revolusi yang keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu  sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa, dan tugas  mendidik para muda beralihdari orang tua ke guru dan dari rumah ke  sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan  sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan  ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara  meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik  terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekanman, dan komputer.
Sedangkan berikut adalah dampak teknologi secara garis besar.
A. Dampak Positif Teknologi Komunikasi
Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972)  revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu  menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah  menawarkansejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang  akseptable tetapi juga yang spektakuler. Berbagai implikasi perkembangan  teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:
 Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang
 Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih  besar dari berbagai sumber
 Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai  bentuk
 Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi
Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah  bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada  orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu,  seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara  yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.
Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan  sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam  pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi  pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan  online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program  pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan,  penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi,  pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi  internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu,  tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi  antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau  tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu  chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan  online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list,  discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas  interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun  tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan  lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen  dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat  pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga  dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi  di dukung dengan metode pembayaran online.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada  jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah  sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta  teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus  berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya  bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet,  mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer  sendiri.
Para ahli sepakat bahwa belajar melalui televisi dan film (audio visual)  lebih berhasil ketimbang belajar melalui radio (audio). Sebab, dengan  televisi atau film kesan yang dihasilkannya lebih “dalam” lantaran ia  masuk melalui kedua sensor channel (mata dan telinga). Media teknologi  komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai di pelbagai sekolah tidak  hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah. Model  pembelajaran yang dipilih (teacher centered learnig, student centered  learning atau problem based learning).
1. Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:
2. Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction”  (CAI)
3. Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction”  (CBI)
4. Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),
5. Perpustakaan Elektronik (e-library)
6. Laboratorium Elektronik (e-laboratory)
7. Pembelajaran Berbasis Multimedia
Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21  harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
 Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi  komputasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.
 Satu perubahan di dalam peran dari para guru dari “para orang  bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat,  peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi,  produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.
 Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan  anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk  menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.
 Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi  masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam  kebijakan-kebijakan sekolah.
 Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan  peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.
Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran,  yaitu:
 Kemudahan mengakses berbagai informasi
 Memperkaya program pembelajaran
 Mengurangi/meminimalisasi biaya
 Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
 Mempermudah penjadwalan
 Dapat mendatangkan benefit
Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa  ini mutlak diperlukan.
B. Dampak Negatif Teknologi Komunikasi
1 . Dampak Negatif Pada Anak-anak
Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah  ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak  selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam  kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak  akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang  berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya  teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan  waktu.
Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi  komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi  sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak  merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik.  Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi  dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau  tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi  tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar  radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.
Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses  internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal  yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang  tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif.  Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan  bila digunakan secara berlebihan.
2. Dampak Negatif Pada Pendidikan
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan  persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping  melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan  kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru  pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang  terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan  program pendidikan yang applicable. Dua persoalan ini, perlu  digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang  kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin  kompleks.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative  Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984:  London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan  eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia.  Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia  menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi  dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi  pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam  semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern  untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu  tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga  bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah  kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi  itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo  dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat  kemajuan itu sendiri.
Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting.  Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan  simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu  terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat  teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam  bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa  mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih  menyenangkan.
Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons.  Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia  cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti  dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang  diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan  pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah  kebijaksanaan.
Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan  media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan  nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh  merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang  dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus  menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun  dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20  persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.
Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan?  Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang,  sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional  sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin  guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya.  Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru  terbantu.
Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang  bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak  mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang  media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa  yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring  bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan.  Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang  tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi  terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.
3. Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat
Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal  sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak  adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak  terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral  mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial.  Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi  canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan  teknologi.
Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati  segelintir orang. Lebih lagi orang-orang seperti itu sering kali  menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok  yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang  antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama  sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi  ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula  menimbulkan kesenjangan sosial.
Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi  komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar  manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang  berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.
Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di  satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada  sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan  meluas.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari  teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang  paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan  teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini  dimungkinkan oleh tiga hal.
Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi  komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi  manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena  keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran  yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan  penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari  teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.
Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap  dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab  adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan  aturan yang sudah ditetapkan.
Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab  moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan  terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak  negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
 
 
0 komentar:
Post a Comment