Loading...
Thursday, October 7, 2010

Dampak Dari Teknologi Komunikasi

Segala sesuatu akan memiliki dua sisi yang berbeda. Sisi dalam hal ini adalah dampak dari suatu hal. dimana segala sesuatu memilki dua dampak yang sangat berbeda, dan berlawanan. Begitu pula dengan teknologi komunikasi; teknologi komunikasi, secara garis besar memiliki dua dampak yang sangat berlawanan, yakni dampak positif, dan dampak negatf.
Namun dalam beberapa sumber, teknologi memberikan dampak secara spesifik, dalam segala bidang hidup manusia, dari gaya hidup, sikap, nilai dan norma. Berikut beberapa dampak dari teknologi menurut sumber yang ada.

1. Teknologi Komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan (Daniel Lerner, 1976, dikutif oleh Yusufhadi Miarso, 2004).


2. Dampak dari teknologi komunikasi yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi (Rogers, 1986).

3. Menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi pertama terjadi ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa, dan tugas mendidik para muda beralihdari orang tua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas. Revolusi keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekanman, dan komputer.


Sedangkan berikut adalah dampak teknologi secara garis besar.


A. Dampak Positif Teknologi Komunikasi

Menurut laporan the Carnegie Commission on Higher Education (1972) revolusi keempat telah berlangsung selama tiga dekade dan telah mampu menunjukkan karakteristik futuristiknya. Media baru telah menawarkansejumlah alternatif pemecahan masalah, tidak hanya yang akseptable tetapi juga yang spektakuler. Berbagai implikasi perkembangan teknologi, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi antara lain:

 Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin berkembang

 Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih besar dari berbagai sumber

 Perpustakaan berkembang menjadi pusat sumber belajar dalam berbagai bentuk

 Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi

Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi, dan CD.

Perkembangan teknologi komunikasi seperti Internet telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat terdiri dari berbagai tahapan dari proses program pendidikan seperti: pendaftaran, test masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman, dll. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.

Dengan media internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board. Dengan cara diatas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.

Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru/dosen dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administratif juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.

Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi. Pada kedua teknologi di atas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas-fasilitas pendidikannya; sedangkan peralatannya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online lewat internet, mahasiswa dapat belajar sendiri dari rumah dengan peralatan komputer sendiri.

Para ahli sepakat bahwa belajar melalui televisi dan film (audio visual) lebih berhasil ketimbang belajar melalui radio (audio). Sebab, dengan televisi atau film kesan yang dihasilkannya lebih “dalam” lantaran ia masuk melalui kedua sensor channel (mata dan telinga). Media teknologi komunikasi ini rupanya telah meluas dipakai di pelbagai sekolah tidak hanya di kota-kota besar akan tetapi juga di daerah-daerah. Model pembelajaran yang dipilih (teacher centered learnig, student centered learning atau problem based learning).

1. Aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran antara lain:

2. Pembelajaran Berbantuan Komputer atau ”Computer Assisted Instruction” (CAI)

3. Pembelajaran Berbasis Komputer atau “Computer Based Instruction” (CBI)

4. Pelatihan Berbasis Komputer atau “Computer Based Training” (CBT),

5. Perpustakaan Elektronik (e-library)

6. Laboratorium Elektronik (e-laboratory)

7. Pembelajaran Berbasis Multimedia

Menurut website http://www.nsba.org (2008) pembelajaran di abad ke-21 harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

 Ketergantungan lebih besar pada komunikasi baru dan teknologi komputasi yang mendukung tingkat riset dan kreativitas siswa.

 Satu perubahan di dalam peran dari para guru dari “para orang bijaksana di atas panggung” sampai penasihat-penasihat, peneliti-peneliti, penerbit-penerbit, para pemakai teknologi, produsen-produsen pengetahuan, pecinta risiko dan pelajar-pelajar kekal.

 Keterlibatan orang tua untuk memainkan peran utama di dalam pendidikan anak-anak mereka dan untuk bekerja dengan aktif dengan para guru untuk menghubungkan pendidikan yang informal dan formal.

 Belajar bermitra dari bisnis-bisnis lokal dan organisasi-organisasi masyarakat lain sehingga mereka secara aktif dilibatkan di dalam kebijakan-kebijakan sekolah.

 Kerja sama/kolaborasi yang membawa para siswa, para guru, dan peneliti-peneliti bersama-sama untuk menciptakan kurikulum baru.

Secara umum keuntungan teknologi komunikasi dalam bidang pembelajaran, yaitu:

 Kemudahan mengakses berbagai informasi

 Memperkaya program pembelajaran

 Mengurangi/meminimalisasi biaya

 Mengurangi waktu, sehingga dapat meningkatkan produktivitas

 Mempermudah penjadwalan

 Dapat mendatangkan benefit

Dengan demikian aplikasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran dewasa ini mutlak diperlukan.



B. Dampak Negatif Teknologi Komunikasi

1 . Dampak Negatif Pada Anak-anak

Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan waktu.

Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik. Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.

Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan.



2. Dampak Negatif Pada Pendidikan

Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable. Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks.

Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia. Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta.

Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat kemajuan itu sendiri.

Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.

Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan.

Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan.

Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu.

Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia.



3. Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat

Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial. Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan teknologi.

Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula menimbulkan kesenjangan sosial.

Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.

Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas.

Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini dimungkinkan oleh tiga hal.

Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya.

Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer
TOP